Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
pro rumah

We're Profesional

Hubungi Kami
Selamat Berbelanja di Prorumah.com , Dapatkan garansi serta potongan harga menarik untuk pembelian dalam jumlah tertentu !!!

Memahami Fungsi dan Jenis-jenis Ukuran Batu Split

jenis batu split

Split adalah salah satu jenis batu material bangunan yang diproses melalui teknik membelah atau memecah batu, sehingga dapat menghasilkan batu dengan ukuran yang lebih kecil. 

Bongkahan batu yang berasal dari penambangan akan dibelah menggunakan mesin penghancur (crusher machine). 

Itu sebabnya, mengapa batu split juga sering disebut dengan istilah “batu belah” karena memang proses pembuatannya yang dibelah dan dipecah.

Pada umumnya, batu split ini memiliki fungsi utama sebagai bahan gabungan utama untuk pengerjaan beton cor. 

Biasanya batu split akan dicampur dengan bahan material lainnya, seperti pasir, semen dan air. 

Setelah semua bahan material tersebut tercampur rata, maka adonan akan dicetak yang sesuai dengan kebutuhan penggunaan.

Selain berfungsi sebagai bahan campuran beton cor, ternyata batu split juga masih bisa dipergunakan untuk berbagai kebutuhan konstruksi bangunan lainnya lho.

Nah, untuk mengetahui lebih jelasnya lagi mengenai berbagi jenis ukuran batu split, mending kita simak saja langsung ulasannya di bawah ini.

Jenis-jenis Ukuran Batu Split

1. Batu Split Berukuran 0 – 5 mm

Batu split dengan ukuran 0 – 5 mm ini sering juga disebut dengan nama “abu batu”, yang memiliki ukuran kecil dengan tekstur partikel lembut seperti pasir. 

Batu Split Berukuran 0 – 5 mm

Jenis batu split yang satu ini kerap digunakan untuk campuran bahan dalam proses pengaspalan. Tak hanya itu, ia juga biasa digunakan sebagai alternative pengganti pasir. 

Material batu split dengan ukuran 0 – 5 mm ini merupakan bahan utama dalam proses pembuatan gorong-gorong dan batako press.

Artikel Terkait: Harga Batu Split di Bandung

2. Batu Split Berukuran 5 – 10 mm


Batu Split dengan ukuran 5 – 10 mm (3 / 8 cm) biasanya digunakan untuk campuran bahan pada proses pengaspalan jalan, muali dari konstruksi jalan skala kecil hingga jalan ruang belajar 1. 

Dengan kata lain, batu split ukuran 5 – 10 mm ini akan berbaur dengan aspal menjadi “Aspal Mixed Plant”, atau umumnya disebut dengan “Aspal Hot Mixed”.

3. Batu Split Berukuran 10 – 20 mm


Pada umumnya, batu split dengan ukuran 10 – 20 mm ini sering digunakan untuk bahan pengecoran berbagai macam konstruksi, mulai dari konstruksi skala kecil hingga konstruksi yang berat. 

Bangunan-bangunan yang menggunakan beton cor dari bahan batu split 10 – 20 mm ini, yakni seperti jalan tol, gedung bertingkat, landasan pesawat udara, bantalan kereta api, dermaga, pelabuhan, tiang pancang, jembatan, dan lain sebagainya.

4. Batu Split Berukuran 20 – 30 mm


Biasanya jenis batu split yang berukuran 20 – 30 mm ini kerap digunakan untuk bahan pengecoran lantai dan pengecoran, atau juga digunakan untuk pembetonan horizontal yang lain.

5. Batu Split Jenis Agregat A


Material batu split agregat A masih tergolong kedalam jenis sirtu (pasir batu), yang merupakan gabungan beberapa jenis ukuran batu split. 

Adapun mengenai komposisi materialnya yang terdiri dari abu batu, pasir, batu split ukuran 10 – 20 mm, batu split ukuran 20 – 30 mm, hingga batu split ukuran 30 – 50 mm.

Penggabungan bahan komposisi tersebut akan disesuaikan dengan kebutuhan penggunaannya. 

Dengan kata lain, jenis batu split agregat A biasa digunakan sebagai bahan untuk pengecoran dinding, penciptaan dinding serta gabungan bahan beton cor.

6. Batu Split Jenis Agregat B


Sama halnya seperti batu split jenis agregat A, dimana batu split jenis agregat B juga merupakan jenis sirtu yang mengggunakan campuran beberapa jenis ukuran batu split. 

Komposisi materialnya terdiri dari tanah, abu batu, pasir, batu split ukuran 10 – 20 mm, batu split ukuran 20 – 30 mm, dan batu split ukuran 30 – 50 mm.

Faktor pembeda antara agregat A dengan agregat B, yakni terdapat pada komposisi tanah. 

Namun, penggabungan bahannya itu tidak menjadi patolan dalam komposisi pada setiap bahan, sehingga komposisi bahan tersebut akan disesuaikan dengan jenis kebutuhan.

Itu artinya, batu split jenis agregat B biasa digunakan untuk bahan rimbunan mulai pengerasan jalan dengan destinasi, yang bertujuan untuk meratakan serta mengikat lapisan batu split yang digelar pada lapisan di atasnya.

7. Batu Split Jenis Agregat C

Batu split jenis agregat C ini kerap dinamai dengan istilah “asalan”, karena komposisi materialnya yang memang tidak beraturan. 

Batu Split Jenis Agregat C

Adapun mengenai komposisi materialnya yang terdiri dari tanah, abu batu, pasir, dan jenis batu split apa saja yang tidak beraturan. 

Pada umumnya, batu split jenis agregat C biasa digunakan untuk pengurukan lahan, reklamasi, dermaga, dan lain sebagainya.

Baca juga: Inilah Jenis-jenis Kayu Paling Keras di Indonesia

8. Batu Gajah


Sesuai dengan namanya, batu gajah ini merupakan jenis batu split yang memiliku ukuran paling besar dibanding jenis batu split lainnya. 

Mengingat ukurannya yang besar, batu gajah difungsikan untuk menimbun lahan atau objek-objek yang berdampingan dengan bibir pantai.

Batu gajah pun kerap menghasilkan bahan beton pemecah ombak, bahan reklamasi pantai, bahan untuk menciptakan dermaga kecil, atau yang umumnya digunakan utnuk bahan pondasi konstruksi bangunan.

Kekurangan Jenis Batu Split 0 - 5 mm (Abu Batu)

Dibalik beberapa keunggulan yang dimilikinya, ternyata ada beberapa kekurangan dari jenis batu split 0 – 5 mm atau abu batu yang harus kalian ketahui. 

Mengingat ia merupakan jenis batu dengan ukuran paling kecil serta bertekstur halus, tentu saja abu batu menjadi mudah terbawa angin maupun air.

Apabila tidak segera digunakan, maka jumlah abu batu ini akan berkurang lho! Tak hanya itu saja, jenis abu batu juga memiliki tekstur yang cukup tajam dan berukuran kecil sehingga beresiko terhirup. 

Jika batu ini terhirup, maka kamu akan merasakan dampak seperti saat menghirup abu vulkanik gunung berapi yang meletus.

Semakin sering kamu menghirupnya, tentu saja hal tersebut sangat tidak bagus untuk masalah kesehatan terutama pada saluran pernafasan yang akan terganggu. 

Bahkan, efek gangguannya pun akan sama seperti gangguan ketika kamu menghirup polusi atau abu dari gunung berapi.

Tak hanya mengganggu pernafasan, penggunaan jenis abu batu juga dapat mengganggu penglihatan. 

Adapun mengenai beberapa efek atau dampak buruknya, mulai dari gangguan mata ringan seperti iritasi hingga gatal-gatal. 

Kendati demikian, belum ada satu kasus serius perihal gangguan abu batu saat masuk kedalam mata.

Kekurangan berikutnya dari jenis abu batu yang jarus kamu ketahui, yakni cukup sulit dijumpai dipasaran. Mengapa demikian? 

Pasalnya, hal itu dikarenakan abu batu merupakan produk sampingan dari proses pemecahan batu kali menjadi split.

Dengan kata lain, jika tempat pemecahan batunya tidak mendapat pesanan, maka ada kemungkinan abu batu juga tidak akan tersedia dipasaran. 

Tak hanya itu, dari segi jumlahnya pun tidak bisa dipastikan karena sangat tergantung dari seberapa banyak jumlah batu yang akan dipecah atau dibelah.

Kesimpulannya, jenis abu batu ini tidak ideal digunakan untuk konstruksi-konstruksi yang berat.