Mengulas Jenis-jenis Baja Ringan dan Spesifikasinya
Memiliki sebuah hunian yang nyaman, tentu saja menjadi dambaan bagi setiap orang. Bahkan, konstruksi bangunan dari tahun-tahunnya selalu mengalami peningkatan yang sangat signifikan.
Bagi yang
bergelut di bidang konstruksi, pastinya mereka sudah tidak asing lagi dengan
bahan bangunan yang bernama baja ringan.
Namun bagi pemula, tentunya kita belum terlalu familiar dengan material
tersebut kan? Nah, untuk mengetahui tentang baja ringan, mari kita simak saja
langsung ulasan dibawah ini.
Pengertian Baja Ringan
Baja ringan
itu sendiri merupakan lapisan yang terdiri dari beragam material, seperti seng,
alumunium, dan silicon. Pada umumnya, baja ringan kerap digunakan untuk
melindunngi material besi yang rentan terhadap karat. Pasalnya, baja ringan
sudah terbukti dapat menahan oksidasi serta tahan terhadap perubahan cuaca.
Adapun
mengenai berbagai jenis-jenis baja ringan yang harus kalian ketahui seperti
berikut:
Jenis-jenis Baja Ringan
1. Kaso Metal Baja Ringan
Disamping
itu, jenis Kaso Metal Baja Ringan tersebut memiliki ukuran panjang sekitar 75
cm dengan ketebalan yang berbeda-beda, yakni antara 1,60 mm hingga 0,75 mm.
Tentu saja jenis baja ringan ini sangat ideal digunakan untuk atap baja ringan,
maupun kaki-kaki utama baja ringan.
Dalam
proses pemasangannya, jenis Kaso Metal Baja Ringan memang terbilang cukup
mudah. Belum lagi dengan karakternya yang kuat dan tahan lama, serta sudah
diberi dengan lapisan anti karat. Mengingat akan hal itu, maka tak heran juga
jika jenis Kaso Metal Baja Ringan kerap digunakan pada perumahan dan gedung
komersial.
2. Reng
3. Taso
Kelebihan Baja Ringan
Bobot Ringan dan Mudah Dipasang
Dengan
begitu, kita bisa lebih hemat biaya operasional dan menghemat waktu. Rangka
atap juga mengusung system sambungan yang mudah dikerjakan, sehingga kita bisa
menyambungnya dengan menggunakan besi, sekrup, maupun dengan cara di las.
· Kuat
dan Tahan Lama
Seperti
yang sudah disebutkan pada ulasan diatas tadi, bahwa baja ringan memiliki daya
tahan yang sangat kuat, sehingga bisa dipakai dalam jangka waktu yang lama.
Meski fisiknya tampak terlihat lebih tipis dari baja biasa, namun material baja
ringan ini tidak mudah memuai dan menyusut lho.
Hal
tersebut juga tidak terlepas dari bahan materialnya yang telah disempurnakan,
sehingga daya tahannya lebih lama ketimbang material atap kayu maupun baja
konvensional. Pasalnya kayu kerap mengalami keropos, sedangkan baja
konvensional mudah berkarat.
· Mudah
Dibentuk
Memang
tidak bisa dipungkiri lagi, bahwa baja ringan adalah salah satu jenis material
bangunan yang paling mudah dibentuk. Dengan demikian, kita pun bisa memotong
atau membentuk rangka atap baja ringan sesuai keinginan.
Bahkan
setelah terpasang, atap baja ringan tersebut juga dapat disambungkan dengan
jenis atap lainnya yang menggunakan material penghubung baja.
· Memiliki
Tegangan Tarik yang Tinggi
Keunggulan
berikutnya darei baja ringan yang harus kalian ketahui, yakni memiliki tegangan
tarik yang tinggi. Kelenturan rangka untuk atap, tentu saja menjadi hal penting
yang tidak boleh dilewatkan. Karena semakin besar tegangan tarik atap, maka
akan semakin banyak juga energy yang bisa diserap olehnya.
Berbeda
dengan material baja konvensional, dimana tegangan tariknya lebih rendah.
Menurut informasi yang di dapat, tegangan tarik dari baja ringan ini berkisar
550 Mpa. Tentunya angka tersebut jauh lebih tinggi dibanding baja konvnesional
yang tegangan tariknya hanya mencapai 300 Mpa saja.
Kekurangan Baja Ringan
Terlepas
dari keunggulan yang dimilikinya, ternyata baja ringan juga memiliki beberapa
kekurangan lho. Dengan mengetahui kekurangan baja ringan, tentunya bisa kita
jadikan sebagai bahan pertimbangan sebelum membelinya. Adapun mengenai beberapa
kekurangannya seperti berikut:
· Harga
yang Mahal
Untuk
urusan harga, baja ringan dijual dengan kisaran Rp 30 ribu – Rp 120 ribu per 6
cm yang tergantung dari merknya. Harga tersebut belum termasuk dengan
kelengkapan lainnya, seperti reng, kanal, sekrup, alumunium foll, dan lain
sebagainya.
· Mudah
Terbawa Angin
Apabila
proses pemasangannya tidak benar, tak jarang baja ringan ini mudah terbawa
angin. Risiko terbawa angin pun akan semakin meningkat, apabila dipasang pada
rumah-rumah yang tinggal dikawasan dengan cuaca berangin kencang atau saat
hujan lebat.
Pasalnya, system
sambungan yang hanya menggunakan baut juga dapat memungkinkan angin kencang
untuk melepas kerangka atap rumah.
· Memiliki
Tampilan yang Tidak Rapi
Struktur
arap rumah memang dapat menampung beban atap yang berat. Maka dari itu, pemasangan
kerangka atap harus benar-benar dibuat rapat. Meksi pondasinya menjadi lebih
kuat, tapi dari sisi estetikanya, kerapatan dari kerangka atap baja ringan ini
bisa merusak keindahan bangunan.
Nah, untuk
mensiasati kerangka atap baja ringan yang terkesan berantakan, kita bisa
mengakalinya dengan menggunakan plafon sebagai lapisan.
Silahkan klik tautan ini : https://www.prorumah.com/2020/09/plafon-kayu-ulin-dan-keruing.html
· Rawan
Roboh
Kekurangan
berikutnya dari baja ringan yang harus kalian ketahui, yaitu rawan roboh. Meski
memang sudah terbukti tahan lama, namun jaring dan kerangka pada baja ringan
ini rawan roboh jika tidak diperhitungkan dengan benar.
Ketika akan
memasangnya, tentu saja kita harus mempertimbangkan sifat baja yang bisa
menyusut dan memuai, meskipun jenis baja ringan ini tidak se-fleksibel baja
konvensional. Sebab, kegagalan dalam memperhitungkan konstruksi atap bangunan
bisa menyebabkan masalah yang menyeluruh sehingga atapnya berisiko roboh.